Kisah Eks Wonderkid Southampton Incaran Chelsea, Kini Jadi Bintang Film dengan Bayaran Termahal

SOUTHAMPTON - Kisah unik datang dari eks wonderkid Southampton, Danny Mountain yang banting setir menjadi artis film dewasa. Danny Mountain gagal melanjutkan kariernya di sepak bola karena cedera lutut.
Setelah mengubur mimpi menjadi bintang sepak bola, Mountain justru menjelma menjadi bintang film dewasa dengan bayaran termahal di Inggris. Sekadar informasi, saat berusia remaja Mountain merupakan pemain muda yang cukup diperhitungkan.
Performa cemerlangnya bersama tim junior Southampton pun menarik minat sejumlah raksasa, sebut saja Chelsea dan Tottenham Hotspur. Bukan tanpa pasal, Southampton memang merupakan salah satu kawah candradimuka calon-calon bintang di Liga Inggris.
Beberapa pemain seperti Luke Shaw, Theo Walcott, Gareth Bale, hingga legenda seperti Alan Shearer dan Matt Le Tissier juga lahir di akademi ini. Mountain menimba ilmu di akademi Southampton sejak usia sembilan tahun.
Namun di usia remaja, agennya menyarankan agar Mountain mematangkan diri lebih dulu di Southampton sebelum menerima tawaran klub besar. Namun sayang, karier sepak bola Mountain terhenti di usia 17 tahun. Cedera lutut pun mengharuskan Mountain mengubur mimpi menjadi bintang sepak bola Liga Inggris.
Kemudian salah satu mantan kekasih Mountain, yang berprofesi sebagai model telanjang, mengajak Mountain untuk ikut audisi film dewasa. Eks pemain berposisi gelandang serang itu pun mengiyakan.
"Saya berkencan dengan seorang gadis Page Three (kolom model telanjang di majalah dewasa). Agennya ingin dia masuk ke dunia film dewasa. Dia tidak tertarik tetapi dia memberikan detail audisi di London dan saya setuju,” kata Mountain dilansir Daily Star, Selasa (14/3/2023).
“Saya tidak tahu apa yang diharapkan tetapi saya sangat percaya diri. Saya sama sekali tidak gugup tentang bagian seksual. Saya khawatir berbicara di depan kamera, saya tidak bisa mengendalikan wajah saya, saya sangat gugup,” kenangnya.
Keputusannya untuk banting setir menjadi aktor film dewasa awalnya ditentang keluarganya, terutama sang ibunda. Setelah berdiskusi, pihak keluarga akhirnya mendukung keputusan Mountain untuk terjun ke industri film dewasa.
“Ketika saya memberi tahu ibu saya, dia sedikit terkejut. Dia memiliki mentalitas yang sama dengan banyak orang, dia pikir itu akan menjadi busuk. Tapi kami membicarakannya dengan serius dan setelah beberapa bulan dia tidak khawatir sama sekali,” tutur Mountain.
"Dia khawatir saya baik-baik saja karena saya baru berusia 19 tahun tetapi saya bersenang-senang dan terbang keliling dunia dan dia menyadari betapa bahagianya saya. Ketika saya mengatakan kepadanya dia seperti, 'Pergilah pada anakku!'” tutupnya.
Follow Berita Sportstars di Google News