logo
Netting | Detail

Curhat Gregoria Mariska, 'Si Tulang Punggung' Tunggal Putri Indonesia sejak Usia Muda

Bagas Abdiel Kharis Theo
Minggu, 19 Maret 2023, 16:00 WIB
Curhat Gregoria Mariska, 'Si Tulang Punggung' Tunggal Putri Indonesia sejak Usia Muda
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung (Foto: PBSI)

JAKARTA - Gregoria Mariska Tunjung menjadi tulang punggung tunggal putri Indonesia dalam beberapa tahun ke belakang. Bahkan publik pun berharap agar dara 23 tahun itu dapat membangkitkan tunggal putri Indonesia pasca era Susi Susanti. 

Grego -sapaan Gregoria- tampil sebagai bibit unggul setelah memenangkan titel juara dunia junior pada 2017. Semua mata mulai tertuju kepada dirinya. Apalagi setahun setelahnya, dia langsung tercatat menjadi tunggal putri terbaik Indonesia yang ada di Pelatnas PBSI.

Meski masih ada nama-nama senior seperti Fitriani dan Ruselli Hartawan, tetapi Gregoria lebih disorot dan diandalkan. Bahkan pada tahun itu masih ada nama tunggal putri yang lebih senior yakni Hanna Ramadhini hingga Dinar Dyah Ayustine. 

Tetapi secara peringkat, pada pertengahan 2018, Gregoria memiliki ranking paling tinggi di antara tunggal putri Tanah Air lainnya. Alhasil beban tumpuan tertuju pada dirinya yang saat itu masih berusia 19 tahun.

Ekspresi Gregoria Mariska usai gagal ke semifinal BWF World Tour Finals 2022 (Foto: Badminton Photo)

"Bebannya lebih ke karena saat itu tunggal putri kosong banget. Terus aku yang di atas, jadi aku ngerasa tanggung jawab untuk bikin tunggal putri bagus, itu tugasku," ungkap Gregoria kepada MNC Portal Indonesia.

Namun, pada perjalanan kiprahnya, pasang surut pun dialami Gregoria. Meski sempat menduduki peringkat 13 dunia pada 2019, tetapi setelah itu posisinya secara perlahan turun. Tuntutan besar di usia muda membuat dirinya semakin terbebani.

"Saat itu masih ada Fitriani dan Ruselli tapi aku terlalu mikirin ke diri sendiri. Padahal dengan titel juara dunia junior, justru aku enggak terbebani atau enggak berasa kali ya. Bebannya itu lebih pengen ngebuktiin kalau aku enggak cuma segini," lanjutnya.

Bahkan sebelum memasuki pandemi Covid-19, prestasinya tak kunjung membaik. Setiap mengikuti turnamen dia seringkali tersingkir di babak pertama atau kedua. Hal ini semakin sorotan tajam terus tertuju kepadanya dan semakin membuat dirinya berada dalam tekanan.

"Dan semakin terasa beban karena semua orang itu menyorotnya ke aku, jadi aku yang jadi spotlight gitu. Kalau aku kalah, oke tunggal putri berarti jelek," sambungnya.

 

Follow Berita Sportstars di Google News

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Sportstars.id tidak terlibat dalam materi konten ini.
RECENT COMMENTS
/ rendering in 0.2029 seconds [12]